Kenyataan menyedihkan ini diungkapkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang menyebutkan, katak pohon Panama yang ditemukan empat tahun lalu merupakan salah satu dari 1.895 spesies amfibi yang diperkirakan akan segera menghilang dikarenakan gencarnya penebangan hutan dan infeksi lingkungan.
Dilansir dari LiveScience, Kamis (5/11/2009), tim ilmuwan dan pengamat lingkungan dari Swiss mensurvei sekira 47.677 hewan dan tumbuhan yang tahun ini masuk dalam daftar 'daftar merah' spesies langka. Dari jumlah tersebut, 17.291 di antaranya merupakan spesies yang terancam punah dalam beberapa tahun ke depan.
Spesies yang terancam punah itu di antaranya adalah hewan mamalia, 70 persen tumbuhan dan lebih dari seperempatnya merupakan hewan reptil.
"Hasil survei ini hanyalah ibarat seujung kecil dari gunung es. Bahkan masih banyak spesies lain yang belum sempat kita ketahui tengah terancam kepunahan," kata salah satu anggota tim survei Craig Hilton-Taylor.
Daftar merah yang dirilis IUCN juga memasukkan Eastern Voalavo, yang menjadi satu-satunya mamalia dalam daftar merah tahun ini. Eastern Voalavo merupakan hewan pengerat yang hidup di hutan gunung es di Madagaskar.
Sementara itu dua jenis cicak asli Filipina menjadi bagian dari spesies reptil yang terancam punah. Spesies lainnya yang juga termasuk dalam daftar merah diantaranya harimau dan berbagai jenis ikan air tawar asal New Zealand. (Foto dari National Geographic)
sumber : astaga.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar